Sabtu, 17 Desember 2011

Ubi Cilembu


Ubi Cilembu merupakan sebuah komoditi pertanian yang unik berasal dari sebuah desa bernama cilembu terletak dibawah kaki gunung Kareumbi, masuk kedalam wilayah kecamatan Pamulihan wilayah Sumedang Barat, keunikan dari tanaman ubi cilembu ini adalah, pola tanam yang dilakukan para petani ubi dari desa cilembu ini dilakukan tidak seperti penanaman ubi pada umumnya, keunikan yang lain dari ubi madu cilembu ini adalah bila ditanam didaerah lain, maka bentuk serta rasa dari ubi yang dipanen tidak akan sama dengan bila ditanam didaerah/ditanah desa cilembu itu sendiri. Penelitian sudah banyak dilakukan dari berbagai universitas baik IPB Bogor, Unpad Bandung, maupun dari dinas instansi pemerintah lainnya mengapa ubi "madu" Cilembu tidak dapat dilakukan penanaman didaerah lain.
Dari keunikan/keistimewaan yang dimiliki ubi madu cilembu inilah yang membuat nilai ekonomisnya sangat tinggi, akan tetapi sangat disayangkan bahwa sampai saat ini masyarakat dan pemerintahan desa cilembu belum dapat membuat lisensi untuk ubi "madu" Cilembu agar memiliki hak paten seperti komoditi unggulan lainnya. kekhawatiran yang terjadi saat ini jepang sedang berusaha keras membudidayakan ubi cilembu ini dinegaranya, apabila tidak saat ini sama-sama kita upayakan, kemudian hari ubi "madu"cilembu akan diklaim milik jepang.
Kewajiban kita semua sebagai anak bangsa untuk berupaya terus menerus agar ubi "madu"cilembu ini mendapatkan lisensi agar komoditas ini menjadi salah satu kekayaan alam milik bangsa indonesia selamanya.
Ubi Cilembu memiliki potensi ekspor ke berbagai negara. Jepang misalnya, membutuhkan lebih dari 5.000 ton ubi cilembu per bulan.
Potensi lain yakni ke Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Namun kendalanya yakni, seleksi yang amat ketat.
"Kalau pada ubi matang ditemukan debu, rambut, atau ukurannya tak seragam saja, jangan harap diterima,"  Apalagi jika terkena jamur dan hama, baru terlihat rusak dari luar karena gangguan tersebut saja ubi sudah ditolak. Bila ekspor ubi diterima, harganya bisa jauh lebih tinggi daripada dijual secara lokal.
Harga ubi mentah di dalam negeri sekitar Rp 6.000 per kilogram (kg). Di supermarket-supermarket di Jepang harganya mencapai Rp 75.000 per kg.
Petani ubi cilembu menuturkan, kemasan ubi harus dibuat menarik. Buat pedagang yang penting penampilan. "Sebab, sekarang ini yang terjadi adalah dunia yang mengutamakan kemasan," ujarnya.
Solusi berbagai gangguan pada ubi cilembu tengah diupayakan melalui penelitian yang dilakukan Universitas Padjadjaran (Unpad). Penelitian diharapkan menghasilkan ubi dengan masa budidaya lebih singkat, bentuk yang menarik, dan produktivitas tinggi.
"Pedagang juga perlu menjual ubi dengan jujur. Katakan jenis ubi yang dijualnya. Jangan mengatakan cilembu jika tak menjual ubi itu,"