Minggu, 24 Maret 2013

Tifa tetabuhan khas indonesia bagian Timur


Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya Maluku dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti :

a.    Tifa Jekir
b.    Tifa Dasar
c.    Tifa Potong
e.    Tifa Bas.

Saat kayu waru telah selesai diukir dan kulit biawak telah selesai dikeringkan, pria Kamoro akan memulai ritual untuk menuntaskan proses pembuatan tifa mereka. Dari lengan mereka yang telah di ikat untuk menampung darah, sebuah luka kecil mereka torehkan dan darah yang mengalir diambil dengan menggunakan kulit siput dan di campurkan dengan kapur. Hasil campuran ini kemudian dioleskan pada sisi kulit biawak dan kayu waru sebagai media perekat.

Tifa adalah wujud gengsi dan kebanggaan para pria, tak ada wanita dalam suku Kamoro yang memainkan tifa. Tifa diperlakukan layaknya anak kesayangan, dijaga tetap bersih dan rajin mereka jemur untuk menjaga kualitas kulit biawak yang merekat pada salah satu ujungnya. Semakin bagus kualitasnya, semakin nyaring dan membahana suara yang dihasilkan saat di tabuh.

Saat ini, ritual pembuatan Tifa dengan media darah telah banyak ditinggalkan berganti dengan penggunaan lem kayu. Tapi apapun medianya tifa tetaplah tifa, tak ada yang bisa menggeser posisi tetabuhan ini dari kultur masyarakat suku Kamoro sebagai si penyemangat pesta.

Tifa biasanya digunakan untuk mengiringi tarian perang dan beberapa tarian daerah lainnya seperti tari Lenso dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik totobuang, tarian tradisional suku Asmat dan tari Gatsi.

Alat musik tifa dari Maluku memiliki nama lain, seperti tahito atau tihal yang digunakan di wilayah-wilayah Maluku Tengah. Sedangkan, di pulau Aru, tifa memiliki nama lain yaitu titir. Jenisnya ada yang berbentuk seperti drum dengan tongkat seperti yang digunakan di Masjid . Badan kerangkanya terbuat dari kayu dilapisi rotan sebagai pengikatnya dan bentuknya berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya.

Sayangnya musik nan indah ini, sekarang sangat jarang kita nikmati. Bahkan dapat dikatakan langka. Musik ini hanya dapat dipertunjukan pada event-event tertentu. Misalnya acara penyambutan tamu khusus, pertunjukan kesenian daerah Maluku diluar daerah atau di luar negeri serta pada acara-acara adat. Pemainnya pun umumnya merupakan pemain yang diajarkan secara turun-temurun oleh orang tua mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar