Upacara bis
merupakan salah satu kejadian penting di dalam kehidupan suku Asmat sebab
berhubungan dengan pengukiran patung leluhur (bis) apabila ada permintaan dalam
suatu keluarga. Dulu, upacara bis ini diadakan untuk memperingati anggota
keluarga yang telah mati terbunuh, dan kematian itu harus segera dibalas dengan
membunuh anggota keluarga dari pihak yang membunuh.
Untuk membuat
patung leluhur atau saudara yang telah meninggal diperlukan kurang lebih 6-8
minggu. Pengukiran patung dikerjakan di dalam rumah panjang (bujang) dan selama
pembuatan patung berlangsung, kaum wanita tidak diperbolehkan memasuki rumah
tersebut. Dalam masa-masa pembuatan patung bis, biasanya terjadi tukar-menukar
istri yang disebut dengan papis. Tindakan ini bermaksud untuk mempererat
hubungan persahabatan yang sangat diperlukan pada saat tertentu, seperti
peperangan. Pemilihan pasangan terjadi pada waktu upacara perang-perangan
antara wanita dan pria yang diadakan tiap sore.
Upacara
perang-perangan ini bermaksud untuk mengusir roh-roh jahat dan pada waktu ini,
wanita berkesempatan untuk memukul pria yang dibencinya atau pernah menyakiti
hatinya. Sekarang ini, karena peperangan sudah tidak ada lagi, maka upacara bis
ini baru dilakukan bila terjadi mala petaka di kampung atau apabila hasil
pengumpulan bahan makanan tidak mencukupi. Menurut kepercayaan, hal ini
disebabkan roh-roh keluarga yang telah meninggal yang belum diantar ketempat
perisitirahatan terakhir, yaitu sebuah pulau di muara sungai Sirets.
Patung bis
menggambarkna rupa dari anggota keluarga yang telah meninggal. Yang satu
berdiri di atas bahu yang lain bersusun dan paling utama berada di puncak bis.
Setelah itu diberikan warna dan diberikan hiasan-hiasan.Usai didandani, patung
bis ini diletakkan di atas suatu panggung yang dibangun dirumah panjang. Pada
saat itu, keluarga yang ditinggalkan akan mengatakan bahwa pembalasan dendam
telah dilaksanakan dan mereka mengharapkan agar roh-roh yang telah meninggal
itu berangkat ke pulau Sirets dengan tenang. Mereka juga memohon agar keluarga
yang ditinggalkan tidak diganggu dan diberikan kesuburan. Biasanya, patung bis
ini kemudian ditaruh dan ditegakkan di daerah sagu hingga rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar