Kamis, 03 November 2011

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR


MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

KESENJANGAN ANTARA KOTA DAN DESA DALAM SEKTOR PERTANIAN


Sejak pemerintahan Orde Baru sampai sekarang, gonjang-ganjing mengenai peningkatan taraf hidup petani di pedesaan selalu mengalami dinamika. Apapun kebijakan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup petani, seringkali menuai kritikan dan kontroversi dari berbagai pihak. Banyak kalangan yang mengatakan petani sebagai "wong cilik" yang kehidupannya semakin tertindas dan harus menjadi tumbal atas kebijakan  perekonomian pemerintah. Kita lihat kembali bagaimana kebijakan penentuan harga dasar gabah, pengurangan subsidi pupuk, mahalnya harga bahan bakar dan barubaru ini kebijakan import yang dirasa tidak berpihak pada kepentingan dan kesejahteraan petani. 
Dari gambaran tersebut, pembahasan mengenai sektor pertanian yang ternyata tidak lepas dari peran masyarakat pedesaan (petani) sangat relevan apabila dikaitkan dengan pembangunan perekonomian nasional. Disisi lain, pembangunan nasional juga menciptakan kesenjangan antara desa dan  kota. Banyak peneliti yang sudah membuktikan bahwa pembangunan semakin memperbesar jurang antara kota dan desa. Sangat disadari, negara berkembang seperti Indonesia mengkonsentrasikan pembangunan ekonomi pada sektor industri yang membutuhkan investasi yang mahal untuk mengejar pertumbuhan. Akibatnya sektor lain seperti  sektor pertanian dikorbankan yang akhirnya pembangunan hanya terpusat di kota-kota.   Hal ini juga sesuai dengan hipotesa Kuznets, bahwa pada tahap pertumbuhan awal pertumbuhan diikuti dengan pemerataan yang buruk dan setelah masuk pada tahap pertumbuhan lanjut pemerataan semakin  membaik.
 (Todaro, 2000) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan tersebut antara lain :
1.       karena perbedaan pendidikan
2.        ketersediaan lapangan pekerjaan
3.       infrastruktur investasi, dan kebijakan (Arndt, 1988).

Dewasa ini, telah banyak para ahli pembangunan masyarakat pedesaan yang mengangkat permasalahan ini ke permukaan. Karena sesungguhnya yang terjadi petani tetap miskin, sebab persoalan yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas sumber daya manusia, modal, dan kebijakan tetap sama dari tahun ke tahun walaupun bentuknya berbeda.
Pengurangan subsidi domestik bagi para petani, akan mengancam kehidupan para petani skala kecil karena tidak dapat bersaing dengan pemodal besar.  Kekhwatiran selanjutnya adalah menambah pengangguran dan kemiskinan  yang akhirnya menjadi permasalahan pembangunan nasional.  Disisi lain, persolan pemberdayaan masyarakat tidak bisa lepas dari permasalahan eksternal. Program-program pemberdayaan masyarakat yang sudah digulirkan dengan 7pendampingan LSM seringkali mengalami masalah ketika dibawa pada tataran makro.
Sebagai contoh, produksi jagung  kelompok swadaya masyarakat di Kecamatan Cibugel (Jawa Barat) kesulitan mendapatkan pasar karena masalah kuantitas, kualitas dan kesinambungan produksi. Apabila ada perusahan yang bersedia menerima hasil produksi mereka, seringkali masyarakat tidak mampu memproduksi sesuai dengan target perusahaan.
peluang untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat desa masih besar namun menghadapi tantangan yang besar juga. Tantangan tersebut berkaitan dengan kapasitas sumber daya manusia, modal, jaringan kerja serta kebijakan pemerintah yang mendukung.
Beberapa cara yang sedikitnya dapat membantu ekonomi masyarakat desa  :


  •  Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
  • Membangun kelembagaan masyarakat   
  • Menyediakan fasilitas produksi (teknologi dan modal usaha)


SUMBER


Nama  : Tuti Liawati
Kelas : 5 KA26
NPM   :17110405

Tidak ada komentar:

Posting Komentar